Pengertian Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan
definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 )
mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara
aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang
dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan
( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sukirno ( 2004 : 28 )
pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif
mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization( ILO ) memberikan definisi pengangguran yaitu :
Pengangguran terbuka adalah
seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode
tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah
seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha
sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam
kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari
pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan
Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan bahwa :
Setengah pengangguran terpaksa
adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari
pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah pengangguran sukarela
adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari
pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).
Pengangguran atau tuna karya adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran
terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga
kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Macam - Macam Pengangguran
1.
Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam :
a).
Pengangguran Terselubung (Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
b).
Setengah Menganggur (Under
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c).
Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh - sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2.
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
a).
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan
tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk
sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang
baru yang lebih baik
b).
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran
konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (
naik – turunnya ) kehidupan perekonomian / siklus ekonomi. Contohnya : Di suatu
perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha.
Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK ( Pemutusan
Hubungan Kerja ) atau pemecatan.
c).
Pengangguran struktural ( structural unemployment )
Pengangguran
struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi
dan corak ekonomi dalam jangka panjang.Contohnya : Suatu daerah yang tadinya
agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan
menganggur. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan
teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
d).
Pengangguran musiman ( seasonal Unemployment )
Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.Contohnya : pada
musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak
menganggur.
e).
Pengangguran teknologi
Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan
padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada
mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f).
Pengangguran Politis
Pengangguran
ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsungatau tidak,
mengakibatkan pengangguran.Misalnya penutupan Bank - bank bermasalahsehingga
menimbulkan PHK.
g).
Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini
disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara
keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja, maka
timbullah pengangguran.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan
yang mampu menyerapnya.Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Tingkat Pengangguran Di Indonesia
Sejak 1997 sampai 2003, angka
pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35
juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga
banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di
daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada
penganggur wanita dan pengaggur terdidik.
Pengangguran dan setengah
pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik
itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di hulu yang banyak
berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor
kependudukan, pendidikan dan ekonomi.
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan
untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan
tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode
2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan
angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari
periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya
pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode
sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal
ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan
terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri.
Cara - cara Mengatasi Pengangguran
Untuk itu perlu diupayakan cara
mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut :
a). Meningkatkan mutu pendidikan,
b). Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan
keterampilan sesuai tuntutan industri modern,
c). Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
d). Mendorong terbukanya kesempatan usaha - usaha informal,
e). Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,
f). Membuka kesempatan kerja ke luar negeri
Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi
Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam
sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan
masyarakat sebagai akibat penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran
terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini :
1. Pendapatan
Per Kapita
Orang yang menganggur berarti tidak
memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja.
Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain,
bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan
sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan
meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
2.
Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas
jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima
dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu.Pajak ini merupakan salah satu
sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
3.
Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur
semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki
pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat.
Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa
rendah diri ( minder ) karena statusnya yang tidak jelas.
4.
Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan
menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan
penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan
meningkatnya tindak kriminalitas.
Kebijakan
Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
kondisi Indonesia masalah
pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan
UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
a). Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) berupa
bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang,
perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara
mandiri dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong terbentuknya kelompok usaha
bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha
kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan
informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan
pihak lainnya.
b). Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan - kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (
NKRI ) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
c). Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin
kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
d). Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan
karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan
Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas
dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang
kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
e). Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (
khususnya daerah - daerah yang belum tergali potensinya ) dengan melakukan
promosi - promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap
tenaga kerja daerah setempat.
f). Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan
sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan
murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama - sama. Contoh,
PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok
kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
g). Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (
meminimalisirkan menikah pada usia dini ) yang diharapkan dapat menekan laju
pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi
dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan
difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
h). Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang akan dikirim
ke luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar
negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat dilakukan dan
diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
i). Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan
nasional ( Sisdiknas ). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan
kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi
dunia kerja.
j). Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena
Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa
lautan dan pulau - pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan
agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik
dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif